Sabtu, 22 Februari 2014

Lombok, Here I Come! edisi II

Ini adalah cerita tentang mengunjungi Gili Trawangan dengan kapal kecil. Ada apa di sini? Susah menjelaskannya, “tidak sama seperti yang kamu bayangkan”, itu perjelasan yang paling tepat kayaknya. Pantai yang masih bening dan biru, ditambah pasir yang bersih dan blue coral, yang katanya hanya ada di sini dan di Karibia (uh wow!) yang sayangnya meskipun aku sudah snorkling setengah hari, aku kurang beruntung karena airnya pasang, jadi nggak terlihat blue coralnya.
Selain snorkling, aku juga menghabiskan waktu dengan berkeliling pulau ini dengan sepeda. Bersepeda di siang hari dan hanya memakai topi? Serasa bule banget, dan betul-betul membakar kulit! Mengayuh sepeda dengan penuh perjuangan, melewati jalan yang masihh setengah aspal, berbatu, dan berpasir. Dan sekedar informasi aja, di pulau ini sama sekali nggak ada kendaraan berbahan bakar. Pilihannya hanya ada 2 macam, mengayuh sepeda atau naik andong kalau mau mengangkut koper untuk menginap. Berhubung aku nggak menginap di pulau ini, jadi aku nggak bisa cerita bagaimana suasananya di malam hari. Tapi, setahuku sih, nggak ada yang murah di sini, karena semua harganya sudah dalam “standar turis”. Mau beli air mineral 1,5 liter? Ada, tapi dengan harga 10ribu sebotol, sepertinya sih sudah ditambah ongkos kirim dari Lombok ke Gili Trawangan via kapal.


Tentu saja, semua itu terbayarkan! I loveeeee Gili Trawangan!!! Perjalanan pulang pun nggak kerasa, aku naik kapal terakhir buat balik ke Lombok. Dan selanjutnya? Tidur tergeletak karena kepanasan dan kecapekan berlebih. Hahahaha!
Jangan pulang sebelum coba snorkling di sini
Pemandangan indah memanjakan mata sepanjang berkeliling pulau dengan sepeda
Hari berikutnya dengan rencana agak nggak jelas dan entah juga mau kemana, akhirnya kami memutuskan buat check out dan mengubah rencana perjalanan. Berhubung nggak ada tempat yang pengen kita kunjungi lagi, jadilah kita memperpendek liburan di Lombok jadi cuman 3 hari 2 malem, dan sepakat habisin semalem lagi di Bali (Kuta Square getoo loh!). Padahal sebenernya ada beberapa tempat yang menarik lho, kayak rumah asli orang Lombok dan suku aslinya, sama pantai yang pasirnya segede merica. Tapi jangan tanya aku ya, soalnya aku juga nggak sempet ke sana. Hihihi.
Hari terakhir di Lombok, kita pergi ke Suranadi, yang katanya temen adik (dimana notabene dia adalah warga Lombok asli) bilang dengan yakin ada kolam bagus buat didatengin. Jadilah kita ke Suranadi. Dan setelah sampai, yang ada bukan kolam kuno ataupun kolam yang “oke” buat objek foto-foto narsis. Tapi ini adalah kolam renang saudara-saudara *mungkin aku datang di tempat yang salah*
Jadilah akhirnya kita cuma makan sate di Suranadi. Kalau satenya sih memang enak dan agak aneh. Ada sate ayam, sate daging, sate jeroan, tinggal pilih, dibakar, dikasi saos. Ada berpuluh-puluh orang yang jualan sate di sini. Karena penasaran, aku sampe nyobain makan sate di 3 tempat yang beda loh! Dan ternyata, rasanya sama aja tuh, nggak beda-beda banget, mirip franchise. Ada 1 orang yang buat, yang lainnya ambil buat dijual. Ada 1 stan yang rameeee banget, tapi ya tetep aja, rasanya mirip! Yang beda cuma di stan ini nyedain kecap manis. Udah. Lainnya sama aja. Sebelum meninggalkan Lombok buat mengarungi lautan lagi, kita mampir di Mataram, dan belanja suvenir di pasarnya, yang mirip kayak pasar klewer Jogja, atau Sukawati di Bali. Sekedar tips buat yang mau naik feri, lebih baik naiknya di siang hari daripada di sore hari, ombaknya jauh lebih menakutkan dan kapal jadi lebih terasa miring-miring kena ombak waktu malam. Jadi, siap untuk meng eksplor Lombok? Aku sih masih pingin pergi ke Gili Trawangan dan Gili-Gili yang lain, asal nggak pake 6 jam feri lagi. Hahahaha! (mel.)




Tidak ada komentar:

Posting Komentar