Sabtu, 22 Februari 2014

Lombok, Here I Come! edisi I

Ini adalah cerita orang katrok yang nggak pernah ke luar Pulau Jawa. Beneran lho, ini pertama kalinya aku keluar dari Pulau Jawa! Yippie! (Bali nggak masuk itungan yaaa....) Setelah berbelas-belas tahun tiap liburan cuman ke Bali, akhirnya ayahanda menurunkan titah kalo liburan tahun baru kita pergi ke LOMBOK!! And here I was on 2012’s new year eve!

Perjalanan selalu diawali dengan kesengsaraan berada di mobil berjam-jam. Bagaikan buah simalakama, rumahku ada di Jember. Cuma sekitar 3 jam perjalanan, aku sudah bisa sampai di Gilimanuk, Bali. Sedangkan kalau mau naik pesawat ke Lombok, selain mikir sampai Lombok nggak ada kendaraan, ke bandara yang adanya di Surabaya butuh waktu 5 jam dari Jember. Dengan mengira-ngira perjalanan dari Bali ke Lombok nggak begitu jauh (berdasarkan peta), maka diputuskan kita pergi dengan bermobil. Nyebrang dari Jawa ke Bali cuma 45 menit, nggak kerasa apa-apa di kapal. Begitu antri di pelabuhan Padang Bai, kita naik feri lagi ke Lombok. Berapa lama? Agak speechless juga setelah mengalami, hampir 5 jam di kapal saudara-saudara! Terkatung-katung di tengah lautan yang benar-benar tidak terlihat daratan di kanan-kiri-depan-belakangnya. Agak mengerikan juga memikirkan tiba-tiba kapal karam waktu di tengah laut, dan suasana didukung dengan ombak yang sangat besar di tengah perjalanan yang membuat kapal oleng ke kanan dan ke kiri. Cukup membuat mabuk laut. Dan setelah 5 jam berlalu, akhirnya Lombok TERLIHAT!!!     

Pelabuhan Padang Bai, Bali, yang masih terlihat dari kapal
Bagaimana rasanya? Rasanya bukan senang karena sudah sampai Lombok, rasanya lebih 70, oh bukan, 85% senaaang karena akhirnya turun dari kapaaal! Hahaha. Jalanan Lombok? Jujur saja, aku lebih suka Bali. Dan kalau disuruh memilih untuk pergi lagi, aku jelas pilih BALI! Sejujurnya aku nggak sanggup kalau harus berjam-jam naik kapal itu lagi. Hahaha!
Rencana awal kami pergi ke Lombok 4 hari 3 malam. Yang pertama kali dicari adalah makanan!! Mencari makanan khas di Lombok, dan diawali dengan ayam bakar taliwang! Rasanya? Enak banget-nget-nget! Beda sama yang aku pernah makan di mana aja! Eh, eniwei, ada pengalaman lucu *yang sebenernya agak aneh juga buat diceritain dengan pedenya*
Ini adalah kisah tentang makan ayam taliwang di hari pertama sampai di Lombok
Mbak pegawai (MB): Mau pesen apa, mbak?
Aku                     : yang enak apa mbak?
MB                      : ada banyak mbak. Ayam bakar, bla, bla, bla.....
Aku                     : oke, ayamnya 5 ya mbak (berhubung kita pergi ber lima), minta dada 3, paha 2, sama yang tadi lain-lainnya
                               1-1 nggak papa.
MB                      : Oh, yang lain-lain ini jadi pesen juga ya mbak?
Aku                     : iya. *dengan pedenya*

Nggak lama, aku balik ke meja kasirnya, terus ngomong buat ngingetin, “Mbak, dadanya minta 3 ya, pahanya 2”. Dan mbak nya jawab “Nggak bisa milih, Mbak”. Dan aku jawab lagi “Oh, ya udah, nggak papa”.
Dan datanglah makanan yang sudah kami nanti-nantikan. Taraaaaa! Keluarlah ayam LIMA EKOR, ditambah makanan-makanan lain yang berpiring-piring sampai ditumpuk-ditumpuk piringnya saking penuh mejanya, nggak cukup buat menampung piring-piring yang terus berdatangan. Ayamnya nggak seukuran ayah ayam sih, tapi tetep aja masih ayam remaja, nggak kecil-kecil banget. Akhirnya setelah berjuang keras, kita menyerah dengan bungkus 2 ayam sisa buat dimakan di hotel. Hahaha. Jadi, belajarlah dari pengalaman saya saudara-saudari. Biar nggak “semlengeren” ketika piring-piring keluar sambil mikir tagihan bill nya. (bayangkan! 5 ekorr ayaaaam aja berapa????)
Hari pertama kuhabiskan di Senggigi, pantai “yang katanya” super keren. Ternyata tidak seindah bayangan dan agak mengecewakan, ke-keren-annya agak nggak sebanding dengan perjalanan yang harus ditempuh. Foto yang paling keren di Senggigi? Ini dia menurutku. Yang paling terkenang di Senggigi? Makan duriaan uenaaaaaaaaaaak di pinggir pantai pas sunset. Duriannya enak, suasananya mendukung banget. Rasa duriannya meningkat 4 kali lipat.
Spot paling keren yang berhasil kutemukan di Senggigi
Makan durian sambil liat sunset? Bisa banget!
Hari pertama cukup terobati dengan durian yang enak, dan hari kedua kami menyeberang dengan perahu lainnya *yang untungnya hanya sekitar 45 menit* ke Gili Trawangan. Ada apa di sana? *bersambung ke part 2*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar