Cause it's you and me and all the people with nothing to do, nothing to lose
And it's you and me and all the people
And I don't know why I can't keep my eyes off of you
All of the things that I want to say just aren't coming out right
I'm tripping on words
You gor my head spinning
I don't know where to go from here
Cause it's you and me and all of the people with nothing to do nothing to prove
And it's you and me and all the people
And I don't know why I can't keep my eyes off of you
Something about you now
I can't quit figure out
Everything she does is beautiful
Everything she does is right
(YOU AND ME --- Lifehouse)
Minggu, 26 Oktober 2014
Sabtu, 09 Agustus 2014
Natasha, Larissa, atau Teta??
Alay banget pindah tempat perawatan wajah aja sampai harus curhat di blog..
Nggak begitu juga sih, aku cuman pengen curhat tentang susahnya menemukan klinik perawatan kulit yang cocok di tempat asalku, Jember.
Begini ceritanya. Setelah kuliah di Surabaya hampir 4 tahun, aku udah menemukan tempat perawatan kulit yang cocok. Nama kliniknya Belle Crown. Pernah denger? Nggak? Aku juga pertama kali tahu waktu ada di Surabaya. Klinik ini asalnya dari Malang, terus buka cabang di Surabaya dan Gresik.
Kenapa pilih Belle Crown? Alasan pertama, harganya yang terjangkau (nggak terlalu mahal banget buat mahasiswa). Yang kedua, setelah pakai bertahun tahun nggak ada efek sampingnya dan kulitku nggak kinclong secara berlebihan. Kulitku nggak jadi tipis, meskipun sebenernya kalo nggak pake wajah jadi sedikit kusam. Tapi tetap better daripada dulu waktu belum perawatan. Wahahahaha.
Nah, setelah 4 tahun berlalu. Masa kuliah sudah usai, dan aku pun kembali ke kampung (jarang ke Surabaya). Jadilah aku galau lagi soalnya obat wajahku sering habis dan malas kalau mau ke Surabaya. Akhirnya aku pun mulai browsing dan membanding bandingkan berbagai klinik kecantikan yang ada di Jember.
Nggak tau kenapa, klinik kecantikan di Jember tiba tiba sudah bertebaran di mana mana. Ada apa aja? Hah, kalian pasti kaget. Ada Natasha, LBC, Erha, Teta, Esther, Larissa, dan banyak lagi salon salon kecil dengan produk produk yang agak nggak jelas.
Setelah beberapa browsing, akhirnya aku mendapat kesimpulan seperti ini:
Natasha
Paling banyak pengunjung dan ramai di Jember. Semua orang yang keluar dari sini kulitnya jadi kinclong berlebih sampai sampai aku merasa ngeri sendiri. Jadi mikir berkali kali kalau membayangkan efek samping pasca pakai bertahun tahun.
Tapi jangan salah, kalau facial aku tetep pilih di Natasha Jember. Selain bersih, pijitnya enak, hal utamanya adalah MURAH. Bener bener murah, cuma 90 ribu. Itupun masih ada diskon 20% kalau pake debit Mandiri.
Larissa
Katanya produknya dari bahan alami dan harganya murah dibanding yang lainnya. Dan selama aku browsing, nggak ada komentar jelek tentang produk dari sini. Cuman paling keluhannya adalah produk Larissa ini nggak bisa bikin putih. Jadi, tempat ini menjadi salah satu tempat tujuanku berganti perawatan wajah.
TETA
Sebenernya udah tau tentang teta sejak di Surabaya. Dan kata anak anak kos facialnya bersih banget dan produknya juga bagus. Tempat ini juga jadi salah satu target buat wajahku.
Erha
Super duper mahal, dokter bayar berkali kali, dan obat wajahnya yang terkenal sangat keras. Apalagi ditambah dengan cerita saudara dan temen temen yang selslu bialng "kalo udah ke Erha, nggak mungkin mempan pake produk lain". Terlalu ngeri dan mahal, jadi ku urungkan aja deh.
Esther
Nggak pernah ada yang nyoba dan nggak ada yang kasih rekomendasi. Cuman ada temen yang bilang kalo facialnya mahal pake banget meskipun bersih. Kalo facial nya aja mahal, apalagi produknya? Oke, ini juga coret.
LBC
Baru aja ada di Jember. Tempatnya seperti biasa, selalu besar dan tampak bersih. Cumaaaa, aku agak nggak sreg sama tempat ini. Secara dulu pernah nyoba facial di LBC Surabaya dan nggak bersih bangeeet (meskipun emang murah sih). Dan tempat facialnya amat sangat berisik dan nggak nyaman. Jadi aku memang nggak ada niatan buat ke sini.
Nah, setelah menimbang nimbang, akhirnya hari itu aku memutuskan mau pindah ke Larissa. Udah sampai di tempatnya, aku masuk dan menuju ke resepsionis. Waktu mau minta kontrol di dokternya buat konsultasi produk yang cocok dan harus dibeli, eeeeh, si mbak resepsionis nya malah bilang "dokternya ada, tapi lagi ada pasien". Dengan tampang yang males malesan dan jawaban ala kadarnya. Terus aku bilang nunggu sebentar nggak apa buat konsultasi. Ternyata, si mbak nya malah balik jawab pake wajah nyebelin "Nggak tau dokternya sampe jam berapa." (Tanpa telepon atau repot repot masuk ke tempat dokternya). Kayaknya sih mungkin memang di Larissa ini dokternya nggak stand by di sana atau mbak nya emang nggak niat jualan produknya. Masa pelanggan baru digituin.
Atas dasar itulah akhirnya aku nggak pernah ke Larissa lagi dan nggak pernah merekomendasikannya ke temen temen juga. Akhirnya aku pun pindah ke Teta (di Jember tempatnya di salon Liz).
Tempatnya bersih meskipun terkesan kuno. Tapi yang pasti mbak mbaknya baik banget (nggak kayak di L*****). Setelah konsultasi di dokternya, akhirnya aku pun membayar produknya di resepsionisnya. Waktu pertama kali datang habisnya hanya 450an lebih dikit. Dapat cleanser, toner, sabun wajah, sunblock, sama dua macam krim malam. Harganya masih sangat reasonable untuk produk sebanyak itu menurutku.
Aku pernah coba facial di sini, memang amat sangat bersih, enak, dan lama. Tapiii harganya mahaaaal.. Yang paling murah aja udah 160ribu. Akhirnya aku beralih kr natasha lagi deh kalo facial. Hihihi.
Keluhan setelah pakai produk ini, wajahku ku jadi nggak pernah mulus. Meskipun tampak lrbih cerah, tapi selalu aja ada 1-2 jerawat yang muncul. Setelah konsultasi kali kedua, dokter nambahin obat ku, jadi sekarang ada krim buat flek sama jerawat (Sedikit sedikit menjadi mahal).
Setelah memakai banyak krim dan tidak tampak ada perubahan sama jerawat dan bekasnya (adanya malah di kulit wajah jadi kayak tumbuh bulu bulu halus yang katanya bisa jadi akibat kandungan steroid yang ada di krimnya yang dipakai buat menghambat pertumbuhan jerawat), aku jadi memikirkan buat balik ke Belle Crown aja. Soalnya selain harganya yang lebih terjangkau, kayaknya juga lebih cocok buat kulitku. Apalagi katanya juga bisa delivery order ke Jember.
Jadiiiii, kesimpulannya.. Kalo memang udah cocok sama satu produk dan nggak merasa ada efek samping yang berarti, mendingan nggak usah pindah pindah klinik deeh.. nanti malah ribet urusannya kalo nggak cocok. Hihihhi. Ciao! (mel.)
Minggu, 03 Agustus 2014
A Random Topic about My Future
It has been almost 4 years we spending time together. Me and this guy, a.k.a my boyfriend. Selama itu ngapain aja? Sejujurnya, nggak ada hal romantis, atau manja-manja an, dsb.dsb. Telponan tiap hari kayak orang pacaran? Oooh, nggak, nggak pernah. Telpon cuman ngomong "Ayo, cepet keluar, aku udah di depan" (edisi nunggu aku keluar dari kos). Chatting dari pagi sampe mau tidur? Ooo, tidak, chat seperlunya (malah kalau bisa si kayaknya kalo nggak ada perlu, nggak usah chat, a lilbit annoyed him to repply lotta messages). Kencan di malam minggu? Oooh, nggak pernah.. (macet, parkiran penuh, makan aja antre, dimana-mana rame). Dinner anniversary? Wahahahhaha... Mmhh, nggak pernah juga. (jawabannya : nggak perlu nunggu anniversary, kamu mau makan apa ya tinggal pergi makan aja"). Dan apa yang kulakukan? Yaaa... Lama-lama juga udah biasa. Memang masa-masa manis pacaran hanya ada di tahun pertama...
Kita temen dari SD (kata dia, soalnya aku baru inget kenal dia waktu SMP). Hahahaha. Dan dia temen yang bisa aku minta nebeng buat anterin pulang pas SMA (betul, dari jaman SMA aku udah hobi nebeng). Tapi, pas kuliah, tiba-tiba aja kita deket lagi dan pacaran.
Agak aneh, nggak tau darimana asal muasalnya, tiba-tiba kita udah menghabiskan waktu bersama hampir 4 taun. Mulai dari dia yang sering kusiksa nganterin beli cat poster, ng print tugas di tengah malem, anterin beli bahan-bahan nggak jelas, dst, dst. Sampe akhirnya waktu aku selesai sidang tugas akhir, dia lebih lebih lega dari aku (akhirnya penderitaannya berakhir). Hahahahhaha. Menjadi maharu sampai wisuda, kita sudah lewatin bareng.
I wish he would be my last. It's not easy to find a person knowing you so well. Dan yang lebih penting, dia tau caranya menjadi menyebalkan melebihiku. Yep, lebih menyebalkan daripada aku! Bayangkan seperti apaaaa menyebalkannya...
Awalnya, aku masih sering membayangkan kehidupan "married after college" alias nikah muda. Habis kuliah langsung dilamar, trus menikah dan live happily ever after deh. Tapi, kayaknya dia nggak ada minat sama sekali buat nikah muda. Padahal kan aku pengen punya anak pas masih imut dan cantik....*impian yang terkubur dalam bersama fosil*
Hingga akhirnya, sekarang ini, aku cuek aja. Aku cuman mikir kalo aku masih muda (25 tahun pun belum), dan hidup masih panjang dan berliku untuk dijalani. Cuma kadang yang bikin kecewa, dia nggak pernah sekalipun ngomong serius tentang rencana masa depannya DENGAN aku. He is only focus in him self. A little bit childish, i think.
Jadi, buat yang senasib sama aku... Congrats!!!! Kita sama-sama nggak jelas.. Hahaha. Let it flow, kalau memang jodoh nggak akan kemana, kalo memang nggak jodoh, mau dipaksa pake cara apa juga nggak bisa.
Sekarang sih aku sudah nggak terlalu mikir soal itu lagi, dia lagi sibuk sama kerjaannya di proyek, dan semakin jarang buat komunikasi (tampak lebih sibuk daripada ngantor, padahal dia kerja di proyek sendiri). Tapi, lama-lama yaaa aku terbiasa juga sih. Biasa aja jadinya. Akhirnya, aku juga cari-cari kesibukan sendiri di rumah, kadang bikin pernak-pernik nggak penting, nyobain resep-resep baru, atau nonton film. Hahahha.
Cuman, kalo pas lagi ada temen yang cerita kalo dia udah mau dilamar sama pacarnya (padahal baru pacaran beberapa bulan), rasanyaaaaa iri juga sih.. Wahahahaha. Sambil membayangkan, kapaaaaaan ya aku dilamar. Pake romantic dinner gitu *ini agak nggak mungkin sih, jadi lebih baik dibayangkan aja*
Terus, aku bandingkan juga sama temenku yang udah hampir 8 tahun pacaran (dari SMA kelas 1 sampe sekarang), juga masih nggak jelas kapan dilamarnya. *tiba-tiba langsung merasa tenang soalnya belum pacaran sampe selama itu*
Hello boys, even you are still not ready to face your future, at least you have to explain your planning to your partner.
Masa depan kita nggak bisa menebak, mungkin kita hanya bisa membayangkan dan memimpikan. Tapi, meskipun aku bukan tipe orang yang sangat religius, aku tetep percaya "God will give you a thing better than your dream" (mel.)
Jumat, 01 Agustus 2014
Mengejar Puncak Tengger
Yuhuuuu... Gunung tanpa effort yang berlebihan yang bisa dicapai.
Ceritanya, libur lebaran (lebih tepatnya tanggal 28 kemarin) aku menemani saudara yang lagi mudik ke Jawa. Dan jadilah kami pergi ke Bromo.
Perjalanan dari Jember ke Bromo sekitar 4 jam (naik ke Bromo dari Pasuruan). Setelah sampai di desa Tosari sekitar jam 2 siang, kami sampai di pos informasi. Pos ini menyediakan jasa buat nyariin penginapan dan jeep buat naik ke Penanjakan esok harinya.
Dengan diantar salah seorang petugas dan lihat lihat di beberapa homestay, akhirnya kami menemukan satu homestay dengan 3 kamar dan ada air panasnya (rumah dengan air panas susah didapat di sini). Harganya? 700ribu buat 3 kamar, sudah ada dapur dan ruang tamu. Padahal, kata si pemilik, kalo langsung telfon buat pesan harganya cuma 500ribu buat 3 kamar. (Wow! Cari untungnya banyak banget si makelar)
Selain kamar, kami juga pesan 2 biji jeep, secara kami pergi ber 12. Tiap jeep bisa diisi maksimal 6 orang. Harganya 650ribu buat 4 lokasi. (Harganya masih sama sejak taun lalu 》abis ngintip dari blog tetangga). Selain naik jeep, sebenernya kalo cuman pergi berdua bisa juga naik ojek, harga nya sekitar 100ribu per orang.
Jadilah sesorean itu kami main di dalam rumah, jalan jalan di sekitaran (nyari makan, gorengan, topi, dan lain lain). Jangan kuatir, ada banyak orang jualan di sepanjang jalan.
Besok paginya, jeep yang dipesan udah sampai di depan rumah jam 3 pagi. Kata sopirnya berhubung lagi ramai banget, mesti berangkat pagi biar nggak jauh jauh banget jalan dari jeep ke penanjakannya. Ternyata setelah sampai, udah banyak jeep yang parkir dan kami sudah kesiangan buat naik ke penanjakan (harus jalan 1-2 km lagi dari jeep ke penanjakan saking ramaiya). Jadilah akhirnya kami liat matahari terbitnya dari bukit Kingkong (agak sedikit di bawah Penanjakan).
Yang perlu diinget sih di sanaa duiiiingiiiiiin maksimaaaaalll. Apalagi aku nunggu si matahari lebih dari 1,5 jam di atas. Sampai di puncaknya jam 4an, mataharinya baru muncul jam setengah 6an. Perjuangan mengejar matahari yang cukup melelahkan dan mengantuk kan.
![]() |
Haii, sunshine! |
![]() |
Padang Pasir Bromo |
Tujuan berikutnya adalah padang rumput atau yang sering disebut dengan Bukit Teletubbies. Setelah dilihat berkali kali pun aku masih nggak ngerti kenapa disebut dengan bukit Teletubbies. Selesai foto foto sebentar, kami kembali ke jeep dan pergi ke tujuan akhir, yaituuuu Gunung Bromooo...
![]() |
BUKIT Teletubbies |
Dari tempat parkir jeep ke tangga untuk mencapai puncak kira kira harus jalan 2 km an. Kalo nggak mau capek, bisa naik kuda. Harga yang ditawarin sih beragam. Dari awalnya 125rb, setelah setengah perjalanan turun jadi 50rb. Dan waktu udah deket sama tangga nya jadi 20rb ajaah.. Tapi, berhubung kami semua adalah anak sehat dan kuat,kami pilih jalaan kaki dong yaa.. (alasan, padahal sih sayang uangnya).
![]() |
Kawah di puncak Bromo |
Perjalanan yang menanjak di atas pasir, ditambah pasir pasir beterbangan dan aroma pup kuda yang semerbak mewangi menemani sepanjang perjalanan menuju kawah Bromo. Kalo mau enak, bawa masker dan pake kacamata.
Sampai di bawah tangga, kami istirahat sebentar, lalu mulai menaiki tangga sambil menghitung anak tangganya (kami bener bener menghitungnya satu persatu). Dan jumlahnya 256 anak tangga. Sungguuuuh mencapekkan...
Setelah sampai di puncak sih sebenarnya nggak ada yang bisa dilihat, kami cuma foto sebentar, terus turun lagi deh.. tapi tenang aja, perjalanan pulangnya nggak seberat pas berangkat. Hihihi.
![]() |
Para pejuang terakhir dari Puncak Bromo |
Kami pun kembali ke penginapan, bebersih diri, makan, terus baliik deeh ke rumah lagi. Terakhir kali aku pergi ke Bromo pas kelas 4 SD ( udah hampir 15 tahun yang lalu) dan udah berubah banget. Jalan menuju Desa Tosari jaid bagus dan mudah dilalui. Sampai jumpa lagi di liburan yang lain! (mel.)
![]() |
ADIOS bromo! |
Kamis, 24 Juli 2014
Bali: Waterblow
Mungkin tempat ini agak asing bagi sebagian orang, tapi percayalah, worth it banget... Soalnya sih gratisan masuknya, hahaha! Apa sih yang nggak buat yang gratis? Aku sendiri baru pergi melihat TKP secara langsung waktu liburan Idul Fitri 2013 (teringat tempat ini soalnya udah mau lebaran lagi). Berhubung momen liburan, jadinya cukup rame juga yang berkunjung ke sini. Kukira tempat ini nyempil tersembunyi, nggak taunya udah banyak orang yang tau kok ya... hahaha!
Tempatnya memang agak nyempil sih sebenernya, ada di daerah Nusa Dua. Jadi, kalau kalian mau ke sini, pergi aja ke jurusan Nusa Dua, terus cari hotel Grand Hyatt. Kalo sudah sampe di kawasan Hyatt, nanti udah ada plang "Waterblow" yang cukup besar. Sayangnya, buat sampai ke si waterblow, kita harus jalan dulu agak jauh. Jadi, mobilnya diparkir dulu, nanti jalan masuk lewatin pos satpam. Bilang aja mau ke Waterblow, pasti dibolehin masuk.
Sepanjang jalan kita lewatin pantai di kanan-kiri yang notabene merupakan private beach punya hotel berbintang-bintang yang ada di Nusa Dua. Banyak bule yang berjemur di mana-mana. Pemandangan yang agak mengganggu dan tidak lazim adalah banyak turis lokal yang berpiknik ria di rerumputan sekitar pantai. Sambil bawa bekal dan menggelar karpet, terus asiiik deh makan sambil tidur-tiduran.
Jalannya agak jauh saudara-saudara, kita juga harus melewati bangunan semacam candi atau patung yang masih dalam proses alias belum jadi. Yang perlu saya ingatkan adalah: cuaca panas dan jarang pohon. Jadi, kalo nggak mau gosong dan belang, mending bawa payung aja, lumayan buat pelindung kulit dari sengatan Surya. Hahaha!
Akhirnya, sampai juga deeeh... Ini dia waterblow! Hanya pantai dengan karang yang ada di sana. Terus apa yang dilihat? Sabar, jangan keburu ngambek terus pulang. Tunggu beberapa menit daaaaaan TADAAAA! Ada ombak super besar menyembur dari sela-sela karang! Ombak besar ini muncul kira-kira 10 menit sekali. Jadi, sabar aja nunggunya ya...
Puas lihat ombak, aku pun beranjak meninggalkan waterblow yang panasnya nggak main-main itu. Eh, tapi foto-foto dulu sih sampe puas. Kan biar nggak rugi gitu, sekalian buat pamer juga kan. Hahaha! Habisnya, temenku belum pernah ada yang ke sini kok. Hihihi. Meskipun sudah pakai payung, tapi ternyata tetap aja panasnya terasa sampai menembus baju. Jadi, kalau kalian penasaran dan pengen lihat ke-spektakuler-an ombak di sini, datang aja langsung... (mel.)
Tempatnya memang agak nyempil sih sebenernya, ada di daerah Nusa Dua. Jadi, kalau kalian mau ke sini, pergi aja ke jurusan Nusa Dua, terus cari hotel Grand Hyatt. Kalo sudah sampe di kawasan Hyatt, nanti udah ada plang "Waterblow" yang cukup besar. Sayangnya, buat sampai ke si waterblow, kita harus jalan dulu agak jauh. Jadi, mobilnya diparkir dulu, nanti jalan masuk lewatin pos satpam. Bilang aja mau ke Waterblow, pasti dibolehin masuk.
Sepanjang jalan kita lewatin pantai di kanan-kiri yang notabene merupakan private beach punya hotel berbintang-bintang yang ada di Nusa Dua. Banyak bule yang berjemur di mana-mana. Pemandangan yang agak mengganggu dan tidak lazim adalah banyak turis lokal yang berpiknik ria di rerumputan sekitar pantai. Sambil bawa bekal dan menggelar karpet, terus asiiik deh makan sambil tidur-tiduran.
Jalannya agak jauh saudara-saudara, kita juga harus melewati bangunan semacam candi atau patung yang masih dalam proses alias belum jadi. Yang perlu saya ingatkan adalah: cuaca panas dan jarang pohon. Jadi, kalo nggak mau gosong dan belang, mending bawa payung aja, lumayan buat pelindung kulit dari sengatan Surya. Hahaha!
Akhirnya, sampai juga deeeh... Ini dia waterblow! Hanya pantai dengan karang yang ada di sana. Terus apa yang dilihat? Sabar, jangan keburu ngambek terus pulang. Tunggu beberapa menit daaaaaan TADAAAA! Ada ombak super besar menyembur dari sela-sela karang! Ombak besar ini muncul kira-kira 10 menit sekali. Jadi, sabar aja nunggunya ya...
Puas lihat ombak, aku pun beranjak meninggalkan waterblow yang panasnya nggak main-main itu. Eh, tapi foto-foto dulu sih sampe puas. Kan biar nggak rugi gitu, sekalian buat pamer juga kan. Hahaha! Habisnya, temenku belum pernah ada yang ke sini kok. Hihihi. Meskipun sudah pakai payung, tapi ternyata tetap aja panasnya terasa sampai menembus baju. Jadi, kalau kalian penasaran dan pengen lihat ke-spektakuler-an ombak di sini, datang aja langsung... (mel.)
Rabu, 23 Juli 2014
Hello Again, Malang! -- Obat Nyamuk yang Agak Nggak Mempan
This was the most awkward moment in my life. Ceritanya aku "agak" ditipu sama Ika. Teganya dia menipuku.... Awalnya sih, Ika bilang mau ajak ke Batu buat ke Jatim Park I, mau nyobain wahana baru (yang super ngeri menurutku). Rencana awal kita mau pergi ber 4, sama pacar Ika (yang aku belum pernah kenal dan ketemu) dan anak kos Ika (yang aku belum pernah kenal dan ketemu juga). Aku sih iya-iya aja. Selain memang lagi nganggur dan nggak ada kerjaan, aku juga nggak ada masalah keluar sama orang yang belum pernah ketemu.
Jadilah aku ikut Ika ke Surabaya dan menjajah tempat tidur adik Ika buat beberapa hari (hampir seminggu sih), soalnya kebetulan adiknya lagi liburan. Ini kisah malam sebelum berangkat. Intinya, temen kos Ika semua lagi sibuk dan nggak ada yang bisa ikut. Galau lah saya, masa ikut jadi obat nyamuk di antara dua orang yang sedang kasmaran? Huahahaha. Buat ajak pacar juga nggak mungkin, soalnya si pacar nggak suka diajak ke tempat-tempat begituan, apalagi kalo pake perjalanan jauh... huff...
Akhirnya, karena kasian sama Ika yang terancam batal berangkat kalo aku nggak ikut, aku pun ikut. (Sekarang kalo dipikir lagi, kayaknya itu cuma akal-akal an Ika macak memelas biar aku jadi ikut). Daaaan, taraaaaaa, jadilah aku bener-bener ikut dan nyempil di antara mereka berdua. Pertama kali ketemu dan kenalan sama pacar Ika, untungnya orangnya easy going dan enak diajak ngobrol. Jadiii deh, kita malah ngobrol terus bertiga sepanjang perjalanan. Agak sungkan juga sih. Maaf ya, Ka, kalian jadi nggak bisa so sweet-so sweet an deh. Hahaha!
Sampai di Malang kita makan cwimie dulu di Malangnya, baru lanjut ke Batu pas udah agak siangan. Berhubung udah siang pas sampainya, jadilah kita melakukan perubahan rencana, yang awalnya mau ke Jatim Park I, jadi diganti ke Eco Green Park (lagi). Berhubung aku udah pernah ke semuanya, aku sih oke-oke aja. Kita jalan bertiga keliling Eco. Dan, aku tau apa guna diriku ikut dalam perjalanan kali ini: FOTOGRAFER! Hahahha! Ika sama pacarnya kayaknya sekalian lagi ngumpulin foto prewed, hahaha! Nggak sih, cuman foto-foto biasa aja. Dan sebaliknya, si pacar Ika juga jadi tukang foto buat aku sama Ika dong... Huahahhaha!
Sampai sore kita di Eco. Ketika langit sudah mulai menggelap, dan mentari tak lagi bersinar terik (cieh! Puitis banget) kita isi perut pake sate kelinci. Ini pertama kalinya aku makan sate kelinci, dan rasanya enak!! Hihihi. Kayaknya lain kali aku mau coba makan di sini lagi aaaah. Haha! Perut kenyang, badan capek, dan kami masih harus melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Fiuh! Tapi, karena merasa perjalanan ini seru dan mereka nggak keganggu dengan keberadaan obat nyamuk murahan ini, sepertinya aku bener-bener nggak berbakat jadi obat nyamuk. Hahaha! Habisnya, nggak mempan sama sekali... (mel.)
Jadilah aku ikut Ika ke Surabaya dan menjajah tempat tidur adik Ika buat beberapa hari (hampir seminggu sih), soalnya kebetulan adiknya lagi liburan. Ini kisah malam sebelum berangkat. Intinya, temen kos Ika semua lagi sibuk dan nggak ada yang bisa ikut. Galau lah saya, masa ikut jadi obat nyamuk di antara dua orang yang sedang kasmaran? Huahahaha. Buat ajak pacar juga nggak mungkin, soalnya si pacar nggak suka diajak ke tempat-tempat begituan, apalagi kalo pake perjalanan jauh... huff...
Akhirnya, karena kasian sama Ika yang terancam batal berangkat kalo aku nggak ikut, aku pun ikut. (Sekarang kalo dipikir lagi, kayaknya itu cuma akal-akal an Ika macak memelas biar aku jadi ikut). Daaaan, taraaaaaa, jadilah aku bener-bener ikut dan nyempil di antara mereka berdua. Pertama kali ketemu dan kenalan sama pacar Ika, untungnya orangnya easy going dan enak diajak ngobrol. Jadiii deh, kita malah ngobrol terus bertiga sepanjang perjalanan. Agak sungkan juga sih. Maaf ya, Ka, kalian jadi nggak bisa so sweet-so sweet an deh. Hahaha!
Sampai di Malang kita makan cwimie dulu di Malangnya, baru lanjut ke Batu pas udah agak siangan. Berhubung udah siang pas sampainya, jadilah kita melakukan perubahan rencana, yang awalnya mau ke Jatim Park I, jadi diganti ke Eco Green Park (lagi). Berhubung aku udah pernah ke semuanya, aku sih oke-oke aja. Kita jalan bertiga keliling Eco. Dan, aku tau apa guna diriku ikut dalam perjalanan kali ini: FOTOGRAFER! Hahahha! Ika sama pacarnya kayaknya sekalian lagi ngumpulin foto prewed, hahaha! Nggak sih, cuman foto-foto biasa aja. Dan sebaliknya, si pacar Ika juga jadi tukang foto buat aku sama Ika dong... Huahahhaha!
![]() |
Hasil fotografer pribadi (a.k.a pacar Ika) |
![]() |
Jadi obat nyamuk lagi? Nggak kapok tuh! |
Sampai sore kita di Eco. Ketika langit sudah mulai menggelap, dan mentari tak lagi bersinar terik (cieh! Puitis banget) kita isi perut pake sate kelinci. Ini pertama kalinya aku makan sate kelinci, dan rasanya enak!! Hihihi. Kayaknya lain kali aku mau coba makan di sini lagi aaaah. Haha! Perut kenyang, badan capek, dan kami masih harus melanjutkan perjalanan ke Surabaya. Fiuh! Tapi, karena merasa perjalanan ini seru dan mereka nggak keganggu dengan keberadaan obat nyamuk murahan ini, sepertinya aku bener-bener nggak berbakat jadi obat nyamuk. Hahaha! Habisnya, nggak mempan sama sekali... (mel.)
Selasa, 08 Juli 2014
Holla B29!!
Bukan sabun colek, tapi ini adalah gunung yang lagi mulai booming. Tempatnya di Senduro, Lumajang.
Dari Jember nggak begitu jauh, dimana dalam rangka mengejar matahari, kita memulai perjalanan dari Jember jam 6 sore, dan sampai di Desa Argosari (pucuk bawah puncak b29) jam 9an malam. Setelah sebelumnya mengisi amunisi perut di Pondok Asri, sekitar Lumajang. Tempatnya besar, tapi makanannya nggak terlalu recommended.
Sepanjang perjalanan hujan deras, gerimis dan kabut mengiringi mobil kita. Sambil berharap harap cemas semoga besok matahari masih bisa terbit dengan sempurna. Kalau mataharinya ngambek nggak mau muncul, sia sia dong jalan jauuh giniii...
Sesampai di rumah salah satu warga yang akan menjadi hotel kami selama semalam, kami disambut dengan teh hangat, makan malam (lagiiii?!!!), dan api unggun kecil penghangat badan. Kata Pak nya sih kita beruntung soalnya hujan, jadi hawanya nggak begitu dingin (menurutku masih dingiiiiinn).
Dengan janji besok jam 4 berangkat ke puncak dengan ojek, maka tidurlah aku setelah perut kekenyangan. Beneran jam 4 pagi kita berangkat pakai ojek. Hawa dingin, jalan naik turun ekstrim, ditambah dengan jalanan tanah bercampur batu yang agak basah dan licin sehabis hujan. Ngeriiiiiii....
Dan dengan jarak tempuh 40 menit (sekitar 7 kilo sampai ke puncak) akhirnya sepeda motor pun berhenti. Masih gelap, tidak tampak apa apa pun selain warung kopi dan bintang bintang. Tapi yang penting aku sudah berada 2900 meter dpl, tanpa bersusah payah. (Naik ojek soalnya). Wuahahahaha.
Nggak cuman b29 alias 2900 meter dpl, aku juga udah sampai di b30!! (Ngasal sih). Namanya adalah Pudak Lembu, jaraknya 1 km di atas b29, jadilah kusebut b30. Wahahahaha. Dan sekitar jam 5 lebih, matahari yang ditunggu tunggu akhirnya muncul dengan malu malu. Tidak lama setelah itu, lautan awan juga mulai terlihat menutupi gunung gunung. This is it, they called by "negeri di atas awan".
![]() |
Menunggu datangnya matahari |
![]() |
Morning beautiful... |
![]() |
Lautan awan yang dicari |
![]() |
View dari B30 |
![]() |
This is it, B29 |
![]() |
B29, bukan wallpaper windows |
Kata mas ojek, kemunculan lautan awannya itu tergantung rejeki orangnya (oke, saya berarti sedang ber rejeki). Hihihi. Kalau nggak ada awan, yang terlihat adalah lautan pasir. ( so saaad dong...)
Perjalanan kembali ke desa Argosari dengan ojek pun harus dijalani lagi (dan bisa dipastikan jalanan menurun lebih mengerikan daripada jalanan naik). Ditambah pemandangan kanan kiri kebun kentang dan bawang yang tampak curam.
Untungnya sih semua selamat tanpa kekurangan sesuatu apa pun. Sehabis sarapan, perjalanan dilanjutkan ke air terjun "lupa namanya". Deket sih, jalan kaki cuman 30 menit, tapi di jalan setapak. Wuahahaha. Lumayan buat olahraga, nggak mungkin kan mau naik ojek kalo medannya kayak begini...
Rute selanjutnya yang ditawarkan mas ojek dan pasti nggak kalah serunya : Ranu kumbolo... yuhuuu, Ranu kumbolo, wait for meeee!!! Dan setelah melihat fotonya, pasti kalian langsung punya pikiran yang sama:
"Damn! I love Indonesia!"
Jumat, 04 Juli 2014
Tempat yang lagi nge HITS di Batu : Museum Angkut
Morning from Batu!!!!!
Dalam rangka menjadi anak gaul, tentu aja harus mengunjungi tempat tempat baru yang lagi nge hits dan jadi tujuan utama berlibur, salah satu nya tempat wisata di Batu ini.
Tempatnya yang ada di daerah wisata Jawa Timur Park 1 cukup luas dan bikin kaki pegel pegel buat keliling. Berhubung masih baru, nggak perlu diragukan lagi tingkat keramaiannya. Kayak orang orang yang ke Batu tumplek blek jadi satu di tempat ini. Untungnya, karena tempatnya yang cukup luas, kerumunan orang orang nggak terpusat di satu tempat.
Apa yang istimewa dari tempat ini? Pertama kali datang, liat bangunan besar nan baru, ditambah dengan mobil mobil antik dari berbagai jaman... Cuma ada satu hal yang terlintas "Berapa uang yang dihabiskan buat buka tempat ini".
Dengan tiket masuk Rp 75 ribu di week end dan Rp 50 ribu di weekdays, kita bisa puas keliling seharian dan bikin album foto. Wahahahaa. Soalnya memang kebanyakan orang orang datang buat foto sih yaaaa.. Mungkin karena itu juga, kalo bawa kamera (SLR ataupun poket) dikenai biaya "tiket kamera" sebesar Rp 30ribu. Jadi, kalo kalian pergi bareng temen temen, nggak usah bergaya bawa banyak banyak kamera deh. Mendingan bawa kamera nya satu, bawa batere cadangannya yang banyak. Wahahahha.
Museum ini dibagi menjadi beberapa zona, yaitu Indonesia jaman dulu, amerika, eropa, daaaaaan entah apalagi aku lupa. Hahahaha. Ini beberapa foto yang didapat dari hasil berkeliling Museum angkut seharian:
![]() |
Hello, Jakarta lama a.k.a Batavia |
![]() |
Koleksi mobil tua yang bertebaran di segala penjuru |
![]() |
Landscape yang menjadi spot foto favorit pengunjung |
![]() |
Super Palace Museum angkut |
Setelah keliling dan puas foto, kalo ditanya mau balik lagi atau nggak, jawabanku "Nggak". Terlalu nggak seru kalo jalan jalan cuman buat foto foto. Dan yang paling kusayangkan sih, nggak ada wahana sama sekali di sini. Hahahaha. Agak aneh juga request ku, secara ini kan museum, masa minta wahana.
Kalo nggak mau rugi, kalian bisa datang mulai jam buka di 12 siang sampai pas nutupnya di jam 8 malam. Hahaha. Jangan takut kelaparan juga yah, karena di sini ada foodcourt dengan konsep pasar apung. Selaiiin itu, berhubung kemaren aku perginya pas hari minggu, tempat ini juga menyediakan parade. Ini yang agak bikin aku takjub, kareeeena beberapa mobil yang dipamerkan itu ternyata bisa dijalankan dan dinaiki. Waow! Meskipun kostum yang dipakai agak nggak nyambung, masa ada Captain America dan Batman di Museum Angkut? Wahahahahha. (mel.)
Selasa, 01 Juli 2014
SECOND GRADUATION
Waow... Wisuda magister? Hahahah.. Pinginnya sih juga gitu. Sayangnya, otakku agak nggak mau diajak belajar lagi. Ini adalah kisah tentang wisuda Happy Go Lucky One yang kedua. Semacem reuni juga, sudah lama nggak jalan-jalan dalam versi lengkap (sebenernya sih cuman minus aku aja, soalnya mereka semua tetep di Surabaya, cuman aku yang kembali ke kampung). Wahahahhaa.
Ada tiga anggota yang wisuda 29 Maret kemaren... Jadilah reunian di kampus lagi... Wahahaha. Happy graduation guys! Selamat membebaskan diri dari kuliah dan ACC2 dosen... Yihaaaa!! Banyak temen se angkatanku yang wisuda kemaren, makanya aku dateng. Ini cuman alasan sih, meskipun semua wisuda, kalo nggak deket deket banget ya nggak bakalan dateng juga. Mwahaahaha.
Gak cuman kumpul, kita juga buat foto studio barengan sama "temen tapi deket" yang lain. Dengan mengusung tema foto wisuda barengan, kostumnya yaaa toga wisuda. Dan satu lagi, temanya KELUARGA SINETRON YANG KEJAM. Betul-betul tampak kuno dan kejam sih. Agak terinspirasi dari foto keluarga jaman dulu. Tinggal kasih judul di atasnya, persis sama cover FTV yang lagi ngetren di tv.


Yeayyy!!!! Senengnyoooo akhirnya bisa foto barengan... Padahal, sebenernya, waktu foto ini ada 4 orang yang masih belum lulus... Tapi, karena rayuan dan agak dipaksa, akhirnya mereka mau ikut foto. Fufufufufu. Dengan janji foto diupload kalo semua udah lulus. Berhubung semua sudah "hampir" lulus, jadi nggak apa deh yaa ku post duluan. Dan sambil berharap, semoga nanti mereka membaca blog ini waktu udah lulus dan wisuda (amiiiiin...).
Bersenang senang di masa muda dan buatlah banyak foto meskipun agak alay. Soalnya waktu kita tua nanti, kenangan yang tersisa waktu wajah masih cantik, unyu, dan nggak keriput ya cuman foto. Hahhaha. Mungkin nanti kita bisa buat foto bareng lagi waktu satu persatu member sudah memustuskan mengganti status facebook nya jadi "married". Hihihi. (mel.)
"See you at the weddings!"
"FRIENDS are the family you choose - Jess C. Scott "
Senin, 30 Juni 2014
Mantan Terindah
"Mau dikatakan apa lagi
Kita tak akan pernah satu
Engkau di sana, aku di sini
Meski hatiku memilihmu
Andai aku bisa
Ingin memelukmu lagi
Di hati ini, hanya engkau mantan terindah
Yang selalu kurindukan
Engkau di sana aku disini
Meski hatiku memilihmu
Yang tlah kau buat
Sungguhlah indah
Buat diriku susah lupa"
Mantan Terindah - Kahitna
Seperti penggalan lagu Kahitna di atas, ini adalah kisah tentang mantan terindahku. Meskipun bukan dalam artian aku masih sayang dan belum bisa move on, tapi lebih ke tentang susah dilupakan. Hahaha. Ini adalah kisah percintaan keduaku. Dan, bagaimana pun juga, aku tetap merasa dia adalah mantan terindah. Meskipun nggak buat selamanya, but thanks you've ever come to my life.
Kenapa mantan terindah? Meskipun nggak lama pacaran karena *lagi-lagi* LDR (dia kuliah di Jakarta juga), tapi banyak kenangan indah dan so sweeeet. Hal pertama dan terakhir yang jadi alasan kenapa dia mantan terindah adalah waktu dia membuatkan aku lagu. He made a song for asking me to be his girlfriend. Kyaaaaa... So romantic, serasa di filem-filem. Agak nggak bisa dibandingkan dengan dikasih bunga sih.. Hahahaha.. *agak maksa, biar yang lain agak ngiri, padahal nggak ada hubungannya*
Waktu dia kasih teksnya ke aku, terus dinyanyiim, aku juga ngomong dalam hati "Oh God! Ternyata aku pernah ngalamin yang seperti ini". Bwahahahaha. Sejenis ke alay an anak SMA sih memang... Tapi memang nggak heran juga, soalnya dia kan memang jago main piano. Dan yang lebih sweet, dia juga kirim recording lagunya ke aku. *sayang file nya udah hilang entah kemana*
Dan jadilah sampai sekarang aku dan temen-temen SMA ku sering menyebutnya dengan mantan terindah kalo lagi nostalgia.
Tapi, mantan tetaplah mantan meskipun yang terindah. Sesuatu yang indah di masa lalu, tetaplah menjadi bagian dari sejarah hidup di masa lalu yang hanya akan menjadi kenangan indah. (mel.)
Minggu, 29 Juni 2014
My First, but let him be a past only
Haiii, long time no see.. hihihi. Akhirnya aku menemukan topik yang menarik buat dibahas. Tulisan ini terinspirasi dari temen kuliahku, yang sering curhat tentang pacar dan mantan mantannya di blog. *hellow, brai*
Masa SMA adalah masa yang paling indah *kata orang-orang*
Menurutku, itu adalah masa dimana orang mulai mencari jati diri dan mencoba untuk menjadi dewasa, padahal sih nggak ada dewasanya sama sekali.
Pingin jadi cakep, punya pacar keren, dan wasting time bareng temen-temen. Yaaaah, pokoknya pengin eksis lah.
Dan punya pacar keren termasuk salah satunya. Begitu juga aku, masa SMA, masa kali pertama punya pacar, even he was not my first love at all. But still, he was my first boyfriend.
Jadi, apakah dia pangeran tampan seperti di dongeng? Nggak. Atau punya badan atletis bak atlet basket? Not at all, he was a fatty boy. Anak terkenal di sekolahan? Of course NOT! Terus apa kelebihannya? Emmm, he had a big heart. A supeeeeeeer kind guy, kebaikannya kadang ada di luar akal sehat.
Then, apa aku juga jadi pacar yang baik selama pacaran? We was dating about 2 years dan kita putus abis dia kuliah duluan di Jakarta (fyi, dia satu tingkat di atasku waktu SMA). Okei, balik lagi ke topik awal... Apa aku pacar yang baik? Unfortunately, i was not at all.
Sejujurnya, tipe pacar yang sangat amat menyebalkan pol..pol..pol... Kalo ada tokoh di sinetron yang menyebalkan, tukang perintah, bossy, dan nggak mau kalah sama sekali, naaah... Itu akuuu!!! Dibandingkan dengan pacar yang menyayangi pacarnya, lebih tepat kalo digambarkan seperti mem bully pacarnya.
Mungkin karena dia juga nggak pernah merasa kesal ato marah sama aku, jadilah aku semakin menjadi-jadi. Untunglah kita akhirnya putus. Meskipun putus, seengaknya aku masih pingin menjalin hubungan baik kayak temenan. Tapi, sepertinya niatan baikku disalah artikan dengan "aku pengen balikan lagi". What a weird guy.
Hal menyebalkan yang paling sering kulakukan "minta jemput seenak jidat". I made a call, then he would come in a few minutes. Kalo nggak dateng dalam waktu agak lama, maka jadilah aku pulang sendiri ke rumah. Betapaaa menyebalkaaan diriku. Mungkin kalo aku yang jemput aku pasti langsung teriak "WHAT THE F*CK!!!".
That was my first, i'm so sorry buat semua kelakuanku yang menyebalkan. Mungkin ada temennya baca, atau dirimu sendiri yang nggak sengaja baca. I'm so sorry. Thanks sudah jadi pacarku, dan membuat aku sadar kalo aku memang menyebalkan, dan berubah jadi yang lebih baik. Hihihihi. Dan, tentunya, i wish he would get his own happiness. (mel.)
Sabtu, 01 Maret 2014
Friends – Never Ending Story
Mengutip kata-kata teman saya, “semakin ke atas, kamu semakin tau siapa
kawan dan siapa musuh”. Karena saking seringnya kumpul bareng, jadi sudah tau
siapa yang memang bener-bener baik tanpa pamrih, siapa yang pura-pura baik dan
cuma pengen manfaatin aja.
Cerita tentang true friends, akhirnya aku juga mendapatkannya selama kuliah. Then, we called ourself “Happy Go Lucky One”. Bukan semacam gank sih, tapi lebih ke teman seperjuangan yang saling mendukung dan membantu kalo ada tugas. Dan juga teman berlibur bareng kalo lagi liburan. Hahaha. Ah, yang lebih penting adalah teman yang selalu ada buat nemenin makan di mana aja dan kapan aja (tanpa takut gendut).
Kenangan yang terlupakan, hm... Oh, waktu pertama kali sekelompok bareng buat kerja tugas maket. Project terakhir di semester terakhir, akhirnya merasakan sekelompok bareng. Seru poool! Kerja kelompok hampir tiap hari (dari pagi sampai malem) dengan komposisi keluar makan tiap 3 jam kerja tugas, sisanya keluar makan. Hahaha! Sedikit-sedikit yang penting tugasnya selesai dengan baaaaik. Hahaha!
Kami juga sempat berlibur bareng ke Malang, dalam rangka wisata kuliner dan melepas stres akhir semester. Kegiatan selama di Malang adalah mencari makanan enak. Dengan double dinner, rawon dan mie setan, perut benar-benar terisi penuh. Besoknya kami pergi ke Batu, mengunjungi tempat wisata baru yang murah meriah tapi cukup worth it: Eco Green Park! Tiket masuknya cuma 35ribu buat seharian. Hahaha! Dan kami mengakhiri liburan dengan makan sate kelinci sebelum kembali ke Surabaya dan menjalani hari-hari bersama skripsi. Hihihi.
Semua kisah bersama tugas dan teman selama kuliah berakhir dengan acara graduation. Dengan sudah wisuda, menandakan aku sudah dewasa dan siap menjalani fase hidup selanjutnya. Meskipun juga masih bingung mau ngapain sehabis tamat kuliah. Yang pasti, kisah pertemanan kami tidak akan berakhir seperti hubungan kami dengan mantan pacar. Hahaha! That’s why I called this with “a never ending story”. Karena kami masih punya banyak waktu yang disempatkan untuk berkumpul dan meraih impian kami bersama-sama!(mel.)
Padahal rasanya baru kemarin masuk kuliah, nggak terasa sekarang sudah
lulus dan bingung mencari kerjaan yang cocok. Dari teman yang awalnya cuma 45
se-angkatan, sekarang jadi tinggal 30-an, dimana sisanya sudah mrotoli satu persatu karena tidak
sanggup melawan gempuran tugas yang menggila dan nggak pernah habis.
Dipikir lagi, kasian banget kuliah temennya cuma 45 anak, kayak SMA lagi.
But, get the positive point, dimana aku bisa dapet “temen yang bener-bener
temen” di sini. Awalnya, aku kira kalo udah kuliah itu sudah mandiri, nggak
tergantung sama temen, dan sudah nggak ada gank-gank an lagi kayak jaman SMA.
Daaaaaan, ternyata itu adalah pikiran polos bocah SMA yang baru lulus.
Semester pertama berjalan mulus dengan banyak temen (karena sama-sama baru
dan belum kenal satu sama lain yang mayoritas berasal dari SMA yang beda-beda,
jadi mungkin belum nemu yang cocok). Semester kedua, sudah mulai terbentuk
kelompok-kelompok kecil yang kemana-mana barengan dan selaluuuu itu-itu aja
kalo kelompokan buat tugas. Dan dimulai dari saat itu, sampai sekarang, kelas
yang jumlahnya cuma 30 orang terpecah menjadi 5 kelompok besar...
Semakin lama, kita semakin kenal luar-dalem satu persatu anak yang ada di
kelas, soalnya selama hampir 4 tahun kelas kita selalu sama, nggak ada KP buat
dipilih, dan selalu kerja dalam kelompok yang anggotanya itu-itu aja. Kita jadi
bener-bener sadar ada temen yang bener-bener baik, ada yang pura-pura baik,
ataupun ada juga yang sukanya manfaatin temen. Ah iya, ada juga temenku yang
pengennya semua tugasnya perfect
terus dan sangat gila nilai
(helooooo, kita udah nggak SMA lagi kali. Memangnya masih ada rangking ya?).
Anak kuliahan juga udah dibolehin ngecat rambut kalo ke kampus. Dan temenku
warna rambutnya juga macem-macem, dari yang warna standar hitam, lalu ada yang
coklat, kuning, sampai ada yang kuning muda dengan highlight pink (wao! Walaupun dilihat berkali-kali tetap aja
shock), apalagi ditambah dengan aliran Korean Style nggak jelas, pake celana
ditumpuk rok plus baju lengen panjang di tengah Surabaya yang panas. Fiuh,
memang betul-betul “you are what you wear”.
Be a wise student, you ride your
own life!
Cerita tentang true friends, akhirnya aku juga mendapatkannya selama kuliah. Then, we called ourself “Happy Go Lucky One”. Bukan semacam gank sih, tapi lebih ke teman seperjuangan yang saling mendukung dan membantu kalo ada tugas. Dan juga teman berlibur bareng kalo lagi liburan. Hahaha. Ah, yang lebih penting adalah teman yang selalu ada buat nemenin makan di mana aja dan kapan aja (tanpa takut gendut).
![]() |
Hasil kerja keras kelompok terakhir kalinya |
![]() |
We are Happy Go Lucky One |
Minggu, 23 Februari 2014
Sedikit Curahan Hati tentang Anak Kuliahan yang Kos di Surabaya
Ini adalah sedikit kisah yang saya alami sebagai anak kos di kota besar,
realita yang terjadi sehari-hari. Secara, seumur hidup baru pertama kali hidup
terpisah dari mama-papa, dan baru pertama kali juga saya tidur sendiri di kamar
(biasanya saya tidur sama adek-adek tercinta).
Tapi ini bukan tentang saya, tapi lagi-lagi, tentang anak kos pada umumnya
di Surabaya, yang tiap kali saya melihatnya, saya masih merasa takjub dan nggak
habis pikir, “kenapa bisa seperti itu????” *aku nggak termasuk loh ya, di sini
saya cuma pengamat loh* (Sekedar mengingatkan, hihihi...)
Dan akhirnya, selamat menikmati... ;p (mel.)
Langganan:
Postingan (Atom)