Jumat, 01 Agustus 2014

Mengejar Puncak Tengger



Yuhuuuu... Gunung tanpa effort yang berlebihan yang bisa dicapai.

Ceritanya, libur lebaran (lebih tepatnya tanggal 28 kemarin) aku menemani saudara yang lagi mudik ke Jawa. Dan jadilah kami pergi ke Bromo. 

Perjalanan dari Jember ke Bromo sekitar 4 jam (naik ke Bromo dari Pasuruan). Setelah sampai di desa Tosari sekitar jam 2 siang, kami sampai di pos informasi. Pos ini menyediakan jasa buat nyariin penginapan dan jeep buat naik ke Penanjakan esok harinya.

Dengan diantar salah seorang petugas dan lihat lihat di beberapa homestay, akhirnya kami menemukan satu homestay dengan 3 kamar dan ada air panasnya (rumah dengan air panas susah didapat di sini). Harganya? 700ribu buat 3 kamar, sudah ada dapur dan ruang tamu. Padahal, kata si pemilik, kalo langsung telfon buat pesan harganya cuma 500ribu buat 3 kamar. (Wow! Cari untungnya banyak banget si makelar)

Selain kamar, kami juga pesan 2 biji jeep, secara kami pergi ber 12. Tiap jeep bisa diisi maksimal 6 orang. Harganya 650ribu buat 4 lokasi. (Harganya masih sama sejak taun lalu 》abis ngintip dari blog tetangga). Selain naik jeep, sebenernya kalo cuman pergi berdua bisa juga naik ojek, harga nya sekitar 100ribu per orang.

Jadilah sesorean itu kami main di dalam rumah, jalan jalan di sekitaran (nyari makan, gorengan, topi, dan lain lain). Jangan kuatir, ada banyak orang jualan di sepanjang jalan.


Besok paginya, jeep yang dipesan udah sampai di depan rumah jam 3 pagi. Kata sopirnya berhubung lagi ramai banget, mesti berangkat pagi biar nggak jauh jauh banget jalan dari jeep ke penanjakannya. Ternyata setelah sampai, udah banyak jeep yang parkir dan kami sudah kesiangan buat naik ke penanjakan (harus jalan 1-2 km lagi dari jeep ke penanjakan saking ramaiya). Jadilah akhirnya kami liat matahari terbitnya dari bukit Kingkong (agak sedikit di bawah Penanjakan).

Yang perlu diinget sih di sanaa duiiiingiiiiiin maksimaaaaalll. Apalagi aku nunggu si matahari lebih dari 1,5 jam di atas. Sampai di puncaknya jam 4an, mataharinya baru muncul jam setengah 6an. Perjuangan mengejar matahari yang cukup melelahkan dan mengantuk kan.
Haii, sunshine!
Setelah matahari muncul dan cuaca mulai panas, kami melanjutkan perjalanan dengan jeep menuju kawasan padang pasir. Jalan yang menurun, sempit, dan menanjak masih ditambah dengan macet (hahaha, macet beneran karena banyaknya jeep yang disewa pas hari itu). Perjalanan kira kira 20 menitan dari daerah Penanjakan. Hanya berhenti sebentar buat foto foto, lalu kami melanjutkan perjalanan kembali.


Padang Pasir Bromo
Tujuan berikutnya adalah padang rumput atau yang sering disebut dengan Bukit Teletubbies. Setelah dilihat berkali kali pun aku masih nggak ngerti kenapa disebut dengan bukit Teletubbies. Selesai foto foto sebentar, kami kembali ke jeep dan pergi ke tujuan akhir, yaituuuu Gunung Bromooo...
BUKIT Teletubbies

Dari tempat parkir jeep ke tangga untuk mencapai puncak kira kira harus jalan 2 km an. Kalo nggak mau capek, bisa naik kuda. Harga yang ditawarin sih beragam. Dari awalnya 125rb, setelah setengah perjalanan turun jadi 50rb. Dan waktu udah deket sama tangga nya jadi 20rb ajaah.. Tapi, berhubung kami semua adalah anak sehat dan kuat,kami pilih jalaan kaki dong yaa.. (alasan, padahal sih sayang uangnya).
Kawah di puncak Bromo

Perjalanan yang menanjak di atas pasir, ditambah pasir pasir beterbangan dan aroma pup kuda yang semerbak mewangi menemani sepanjang perjalanan menuju kawah Bromo. Kalo mau enak, bawa masker dan pake kacamata. 

Sampai di bawah tangga, kami istirahat sebentar, lalu mulai menaiki tangga sambil menghitung anak tangganya (kami bener bener menghitungnya satu persatu). Dan jumlahnya 256 anak tangga. Sungguuuuh mencapekkan...

Setelah sampai di puncak sih sebenarnya nggak ada yang bisa dilihat, kami cuma foto sebentar, terus turun lagi deh.. tapi tenang aja, perjalanan pulangnya nggak seberat pas berangkat. Hihihi.
Para pejuang terakhir dari Puncak Bromo

Kami pun kembali ke penginapan, bebersih diri, makan, terus baliik deeh ke rumah lagi. Terakhir kali aku pergi ke Bromo pas kelas 4 SD ( udah hampir 15 tahun yang lalu) dan udah berubah banget. Jalan menuju Desa Tosari jaid bagus dan mudah dilalui. Sampai jumpa lagi di liburan yang lain! (mel.)
ADIOS bromo!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar