Sabtu, 01 Maret 2014

Friends – Never Ending Story

Mengutip kata-kata teman saya, “semakin ke atas, kamu semakin tau siapa kawan dan siapa musuh”. Karena saking seringnya kumpul bareng, jadi sudah tau siapa yang memang bener-bener baik tanpa pamrih, siapa yang pura-pura baik dan cuma pengen manfaatin aja.

Padahal rasanya baru kemarin masuk kuliah, nggak terasa sekarang sudah lulus dan bingung mencari kerjaan yang cocok. Dari teman yang awalnya cuma 45 se-angkatan, sekarang jadi tinggal 30-an, dimana sisanya sudah mrotoli satu persatu karena tidak sanggup melawan gempuran tugas yang menggila dan nggak pernah habis.
Dipikir lagi, kasian banget kuliah temennya cuma 45 anak, kayak SMA lagi. But, get the positive point, dimana aku bisa dapet “temen yang bener-bener temen” di sini. Awalnya, aku kira kalo udah kuliah itu sudah mandiri, nggak tergantung sama temen, dan sudah nggak ada gank-gank an lagi kayak jaman SMA. Daaaaaan, ternyata itu adalah pikiran polos bocah SMA yang baru lulus.

Semester pertama berjalan mulus dengan banyak temen (karena sama-sama baru dan belum kenal satu sama lain yang mayoritas berasal dari SMA yang beda-beda, jadi mungkin belum nemu yang cocok). Semester kedua, sudah mulai terbentuk kelompok-kelompok kecil yang kemana-mana barengan dan selaluuuu itu-itu aja kalo kelompokan buat tugas. Dan dimulai dari saat itu, sampai sekarang, kelas yang jumlahnya cuma 30 orang terpecah menjadi 5 kelompok besar...
Semakin lama, kita semakin kenal luar-dalem satu persatu anak yang ada di kelas, soalnya selama hampir 4 tahun kelas kita selalu sama, nggak ada KP buat dipilih, dan selalu kerja dalam kelompok yang anggotanya itu-itu aja. Kita jadi bener-bener sadar ada temen yang bener-bener baik, ada yang pura-pura baik, ataupun ada juga yang sukanya manfaatin temen. Ah iya, ada juga temenku yang pengennya semua tugasnya perfect terus dan sangat gila nilai (helooooo, kita udah nggak SMA lagi kali. Memangnya masih ada rangking ya?).

Anak kuliahan juga udah dibolehin ngecat rambut kalo ke kampus. Dan temenku warna rambutnya juga macem-macem, dari yang warna standar hitam, lalu ada yang coklat, kuning, sampai ada yang kuning muda dengan highlight pink (wao! Walaupun dilihat berkali-kali tetap aja shock), apalagi ditambah dengan aliran Korean Style nggak jelas, pake celana ditumpuk rok plus baju lengen panjang di tengah Surabaya yang panas. Fiuh, memang betul-betul “you are what you wear”.  Be a wise student, you ride your own life!

Cerita tentang true friends, akhirnya aku juga mendapatkannya selama kuliah. Then, we called ourself “Happy Go Lucky One”. Bukan semacam gank sih, tapi lebih ke teman seperjuangan yang saling mendukung dan membantu kalo ada tugas. Dan juga teman berlibur bareng kalo lagi liburan. Hahaha. Ah, yang lebih penting adalah teman yang selalu ada buat nemenin makan di mana aja dan kapan aja (tanpa takut gendut).
Teman makan kapan saja di mana saja tanpa takut gendut
Kenangan yang terlupakan, hm... Oh, waktu pertama kali sekelompok bareng buat kerja tugas maket. Project terakhir di semester terakhir, akhirnya merasakan sekelompok bareng. Seru poool! Kerja kelompok hampir tiap hari (dari pagi sampai malem) dengan komposisi keluar makan tiap 3 jam kerja tugas, sisanya keluar makan. Hahaha! Sedikit-sedikit yang penting tugasnya selesai dengan baaaaik. Hahaha!

Hasil kerja keras kelompok terakhir kalinya
Kami juga sempat berlibur bareng ke Malang, dalam rangka wisata kuliner dan melepas stres akhir semester. Kegiatan selama di Malang adalah mencari makanan enak. Dengan double dinner, rawon dan mie setan, perut benar-benar terisi penuh. Besoknya kami pergi ke Batu, mengunjungi tempat wisata baru yang murah meriah tapi cukup worth it: Eco Green Park! Tiket masuknya cuma 35ribu buat seharian. Hahaha! Dan kami mengakhiri liburan dengan makan sate kelinci sebelum kembali ke Surabaya dan menjalani hari-hari bersama skripsi. Hihihi.

Semua kisah bersama tugas dan teman selama kuliah berakhir dengan acara graduation. Dengan sudah wisuda, menandakan aku sudah dewasa dan siap menjalani fase hidup selanjutnya. Meskipun juga masih bingung mau ngapain sehabis tamat kuliah. Yang pasti, kisah pertemanan kami tidak akan berakhir seperti hubungan kami dengan mantan pacar. Hahaha! That’s why I called this with “a never ending story”. Karena kami masih punya banyak waktu yang disempatkan untuk berkumpul dan meraih impian kami bersama-sama!(mel.)
We are Happy Go Lucky One

Tidak ada komentar:

Posting Komentar