When your closest friend not that close anymore

Once you had a friend knowing everything in your mind even you never tell to him, your heart would shout it loud "yes! He is the one!"

Gimana rasanya?

Menyenangkan!

You can have a talk about eveeeerythiiing effortless karena memang nyambung, dan dia juga selalu punya topik asik buat dibahas. Even he is not a type of "cerewet man" everywhere. Terlalu tampak dewasa. Terlalu introvert.

Tapi justru kata kata nya dan pemikiran nya yang agak terlalu sok wise itu mungkin yang bikin aku jadi tertarik (dibanding sama temen temen kuliah di kelas yang seringnya ngobrol kosong haha hihi, huahahahaha!) Kita jadi deket, sering share tentang apa aja, curhat tentang apa aja. Nothing he didnt know about my daily life, include guys surrounding me. And guess what?

Tentu aja lah yaaa, kita pacaran. Sampe sekarang. Udah bertaun taun. 

Dan ternyata selama itu, pelan tapi pasti, kita sudah nggak communicate se intens dulu. Memang masa masa manis pacaran cuman ada di awal, tapi seenggaknya harusnya kita mempertahankan apa yang sudah baik kan? Thats a fool, but im trying to fix it.

Kita udah jarang share tentang ini itu, dan cuman bahas yang "penting penting" aja. Dan dia juga lebih jarang lagi cerita tentang dirinya sendiri. Tapi untungnya sih, kita masih bisa tetep saling tahu apa yang dimaui tanpa susah susah aku mendeskripsikan dengan jelas dan mendetail.

Eh nggak sih, ada yang masih nggak terpenuhi meskipun dikode super keras. I wish he would propose me in a such romantic way! Entah memang dia nya aja kali yang merasa "itu-gak penting-banget".

Kita masih sering ketemu, dan sering ngobrol macem macem kalo pas ketemu. Tapi udah bukan jenis obrolan basi kayak anak kuliahan yang lagi kasmaran. Meskipun kadang ya pengin juga sih ditanyain pertanyaan "gak penting apa yang ditanya---yang penting chat aku dibales" semacem "lagi ngapain?", "udah makan?", "nanti mau kemana?", ato "Kenapa belom makan?". Hahahaha! Padahal kalo ditanyain beneran pasti jawabnya sambil mikir "ga penting amat sih yang ditanyain". Ato ditelponin cuman karena pengin ngobrol. Ah, nggak sih, pada dasarnya aku nggak suka ngobrol di telepon. Mending ketemuan langsung kan kalo mau ngobrol?

Haaaah... i think i love to be teen in love for the rest of my life. Loving someone in mature way jadi tampak membosankan lo, kalo dibanding sama cinta cinta an ala anak muda dan ftv yang alay. Wahahaha!