Senin, 15 Juni 2015

Hai Penang! Let's explore Penang!

Flight ku ke Penang di pagi hari, sekitar jam 7.30 waktu Malaysia (selisih 1 jam dengan WIB). Yang agak bikin shock adalah langit masih gelap meskipun jam udah hampir jam 8 pagi (aku jadi mikir, mereka pergi ke sekolah jam berapa yaaa) dan sebaliknya, masih terang sampai sekitar setengah 8 malam. Ah sudahlah, itu nggak penting buat dibahas ya.. Hahaha.

Dan dengan penerbangan sekita 40 menit dari Kuala Lumpur, tibalah di bandara Penang yaaaaang agak kecil. Oke, itu bukan agak, tapi memang kecil, jauh dari keramaian, dan landasannya juga kecil. Tapi selama ini sih, masih bandara di Bandung yang paling kecil apalagi kemarin waktu pergi masih dalam renovasi. Hahaha!

Dengan bermodal nekat dan browsing di Google, kita cuman ngerti bus dari bandara ke pusat kota. Itu adalah bus dengan nomor 401, tujuannya ke mana? Ya, kemana lagi, selain ke pusat kota Penang, yaitu: Terminal Komtar! Wahaha.

Hotel tempat kita menginap di Penang adalah Super8 Hotel. Nggak punya GPS dan hanya mengandalkan selembar peta dari Agoda, kita bisa tuh nemu hotelnya. Wahahaha. Penasaran? Jadi, kita lihat patokan di peta ada Avenue Mall. Jadilah kita langsung pencet bel bus waktu udah liat si mall di depan mata. Meskipun awalnya agak bingung mencari arah, akhirnya ketemuuu deh hotelnya. Tanpa nyasar lo! Keren banget kan ya.

Hotel ini merupakan hotel kecil (sejenis Tune hotel ya), tapi fasilitas dan pelayanan yang diberikan oke kok. Dan yang penting buat kami berdua adalah WC dan kamarnya bersiiih plus wifi nya oke banget. Wahaha. Selain itu, kita datang ke hotel masih pagi (jam 10an) jadi masih belum boleh check in, tapi sama resepsionisnya boleh kok kita titipin koper di rak khusus dekat resepsionis. Asik banget kan (tanpa tambahan biaya, dan kita juga nitip koper lagi di sini pas besoknya setelah check out).

Setelah taruh koper di hotel (rasanya enak banget jalan-jalan tanpa harus bawa koper, wahahaha), kita langsung balik ke terminal komtar (deket ternyata, cuman 8-10 menit jalan kaki paling lama, dan di sepanjang jalan itu banyak depot dan minimarket). Tujuan kami hari ini adalah ke Kek Lo Si Temple, Pasar Air Itam, Penang Hill dan Batu Ferringhi.

Untuk ke Kek Lo Si Temple, kita turun di Pasar Air Itam. Nah, tinggal jalan dikit deh dari sini. Jalannya sih bentar buat sampai ke temple nya. Yang jauuh itu jalan naik dari bawah ke atas temple nya. Dan kita jalan di siang hari bolong gitu. Omaigad, bayangkan panasnya dan jauhnya dan tingginya. Jadi? Nyampe ke kuil yang paling atas? Jelas ajaaaa nggak dong yaaa!! Wahahahha. Akhirnya kita berdua cuman foto-fotoan aja bentar, terus balik lagi deh ke bawah dengan kelaparan.
Kek Lo Si Temple, Penang
Berhubung lagi di Pasar Air Itam, jadilah kita berkuliner ria sebentar. Kalau mau tau makanan apa aja yang ada di Pasar Air Itam ini, klik di sini. Setelah makan yang agak lama (karena kita makan di 2 stall yang berbeda), kita melanjutkan perjalanan ke Penang Hill. Nah, cari bus nya di depan Kek Lo Si Temple nya yaa (jangan balik lagi ke Pasar Air Itam) soalnya si bus cuman berhenti di depan pintu masuk temple ini.

Perjalanan ke Penang Hill cuman bentar, belum sempet istirahat dan ngadem lama, eh, udah sampe aja di Penang Hill. Berhubung ini adalah pemberhentian bus yang terakhir, jadinya ada beberapa bus yang ngetem sambil nungguin penumpang yang masih asik di kawasan Bukit Bendera ini.
Trem buat mendaki Penang Hill

Penang Hill / Bukit Bendera

Oke, turunlah kita dan langsung antre beli tiket (untuk pertama kali kita nggak narsis foto begitu turun dari bus). Tiket apaan sih? Ini tiket buat ke puncak Penang Hill nya. Ada semacam trem gitu buat naik ke puncaknya, jadi nggak perlu tracking yang lama dan capek. Oke, ini versi naik gunung yang praktis di jaman modern. Nggak berkeringat? Nggak juga sih, soalnya trem nya isinya penuh, dan AC nya nggak seberapa, jadi tetep ajaaa keringetan dikit-dikit. Hahaha. Harga tiketnya? Sekitar RM30 buat pulang pergi kalo nggak salah ya. Kita kira di sini bakalan lama, jadinya agak galau sempet nggak mampir ke Batu Ferringhi, soalnya katanya pantai di sana baguuuus. Ternyata kegalauan kami sia-sia, soalnya nggak sampe sore kita udah nangkring lagi di terminal Komtar. Daripada bengong, jadilah kita pergi ke Batu Ferringhi dengan bus 101! Yang agak aneh sih, dari arah Batu Ferringhi ini bus nya selalu penuh sesak kayak habis ngangkut massa yang nonton bola, tapi mereka semua turun di Komtar. Tapi kita sih nggak curiga apa-apa dan langsung berangkat gitu.

Ternyata oh ternyata.... Ini lebih seperti a little disaster in Penang yak. Bayangan kita tentang pantai yang sepi dan tenang kayak di Bali itu sirna sudah. Pantai Batu Ferringhi ini lebih parah dari Kuta di waktu sunset saudara-saudara. Jalan masuk yang kayak pasar dan banyak orang lalu lalang. Ditambah banyak orang lokal dan turis Thailand berkumpul jadi satu sambil melakukan aksi-aksi nggak jelas. (menurut mereka fun, tapi nggak menurut kita yaaaa). Seperti siram-siramin air, semprotin pewarna rambut, semprotin bedak, atau kasih pasir di pipi keeee semua orang yang lewat di depan mereka-entah kenal atau nggak-mereka nggak peduli. Oke, dan di situ kita shock. Maunya langsung pulang aja. Jadi, begitu menginjakkan kaki di pasir pantai selama 5 menit, kita langsung putar arah dan kembali lagi ke halte bus. 

Langsung pulang dengan tenang? hah, ternyata kami masih harus berjuang lagi. Karena di halte bus itu udah buanyaaaaaaak orang yang antre berjubel nunggu bus buat balik ke komtar. Secara tiketnya memang murah, hanya RM2,7 buat sekali jalan atau sekitar 10ribu rupiah aja. Mau membayangkan antriannya? Kayak orang lagi demo di depan gedung DPR. Begitu bus datang, mereka langsung lari mengejar bus (padahal bus nya belum berhenti), dan mereka berebut dengan brutal masuk ke dalam bus (bahkan waktu sopir udah menutup pintu bus, masih ada yang nekat masuk dan hampir kejepit di tengah pintu yang hampir nutup). Nggak cuman itu, waktu ada bus yang penuh lewat tanpa berhenti, gerombolan orang itu langsung ngejar dan mukul mukulin kaca bus nya. Ngeri dan anarkis kan? Dan situlah kami, dua cewek super kece ini berdiri pucat sambil berpikir keras gimana cara untuk balik ke Komtar dengan aman sentosa.

Aku : Gimana nih?

Ika : Taksi aja, yok?

Aku : Mahal lah, bisa ratusan ribu kalo sampe ke Komtar.

Ika : Daripada ga bisa pulang di sini terus.
Jeda agak lama sambil liatin massa bergerombol di bus yang baru dateng)

Oke, kita akhirnya cari taksi. Dan perjuangan kami belum berakhir. Taksi-taksi di daerah Batu Ferringhi kebanyakan hanya untuk daerah itu aja, nggak mau nganter sampe ke Komtar. Dan dengan lesu kita balik lagi ke halte. Waktu lagi merenung cari cara lain (karena kita sadar nggak mungkin bisa pulang naik bus lagi ke Komtar), lewatlah taksi butut dengan sopir orang India di depan kami. Mereka nawarin kita buat ke Komtar, tarifnya? RM80 nggak boleh ditawar! Itu setara dengan 250ribuan gitu kan. Gilak, mahal banget kan? Akhirnya kita nggak jadi naik deh, udah butut, mahal lagi.

Kita kembali merenung agak lama. Sampai akhirnya aku punya ide cemerlang.

Aku : Di belakang ini hotel bintang 5 kan?

Ika : Iya haruse.

Aku : Kita ke dalem aja, daripada nunggu gajelas di sini. Pintu masuk dimana nya yaa?

Ika : Mau ngapain?

Aku : Tanya aja, biasanya ada shuttle bus buat ke pusat kota kalo hotelnya di pinggiran gini. 

Kita pun nyari pintu masuk. Dan waktu udah masuk, ada satpam di depan lobi yang tanya ke kami (mungkin liat tampang kami desperate banget). Mungkin waktu itu kita masih beruntung pake banget, soalnya baru aja kita tanya ke satpam, eh, si shuttle bus muncul. Aha! Jadilah dengan bantuan si satpam (kita ngomong ke satpam kalo mau bayar asal bisa numpang), kita duduk manis di dalam bus pariwisata dan kembali ke Komtar dengan RM15 buat berdua kayak turis kaya yang lagi nginep di hotel itu. Yeah! Untung aja aku masih bisa smart di saat desperate. Wahahaha! Mau ke Batu Ferringhi lagi? Nggak banget! Makasiiiiih! Wahahahaha.
Keliling Georgetown

3D Art Museum, keren juga kan?

Penang Heritage Walk

Hari berikutnya sih kita cuman puter-puter Georgetown, berburu foto bareng lukisan dinding yang terkenal itu, terus cari-cari makanan, terus mengunjungi gereja dan benteng Cornwalls. Kita nggak masuk, soalnya mahal sih, buat turis RM20, masuk gitu aja, tempatnya kecil dan kelihatan dari luar isinya. Akhirnya kita lebih pilih ke museum Penang, di dalamnya juga ada 3D Art nya buat foto gitu, dan harganya sama RM20. Hahaha! Enaknya, keliling hari kedua ini busnya gretongan, soalnya kita pilih naik CAT! Yuhuy! Asik banget kan... Teruuuus udah deh balik lagi ke hotel buat ambil koper. Kita jalan lagi sambil gotong koper ke terminal Komtar, then nunggu di bandara Penang buat balik ke Kuala Lumpur. Bye Penang. You give me something that i would never forget forever!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar